Daftar Blog Saya

Kamis, 14 Januari 2010

refrensi

Merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkanmaka protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang disebut Kista. Ilmuwan yang pertama kali mempelajariprotozoa adalah Anthony van Leeuwenhoek.
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.
Ciri-ciri umum :
1. Organisme uniseluler (bersel tunggal)
2. Eukariotik (memiliki membran nukleus)
3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
4. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
5. Hidup bebas, saprofit atau parasit
6. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
7. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela

Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Setiap sel Euglena dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada ujung anterior sebagai alat gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior. Pada bagian posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir. Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka terhadap rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena terlindung oleh selaput pelikel, sehingga bentuk tubuhnya tetap. Di sebelah dalam selaput pelikel terdapat sitoplasma. Di dalam sitoplasma ini terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil.
Euglena dapat hidup secara autotrop maupun secara heterotrop. Pada saat sinar matahari mencukupi, Euglena melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari, Euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.
[sunting] Perkembangbiakan Euglena
Euglena berkembangbiak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena baru.


Euglena merupakan anggota Filum Euglenophyta, biasa hidup di air tawar. Makhluk hidup ini berwarna hijau, berklorofil, dan berfotosintesis sehingga dimasukkan ke dalam dalam kelompok makhluk hidup yang “menyerupai tumbuhan”. Euglena juga mempunyai ciri-ciri yang “menyerupai hewan” karena dapat bergerak aktif, cara memasukkan makanan melalui mulut sel, tidak berdinding sel, dan mempunyai bintik mata,



Ciri-Ciri Euglena
Euglena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
• Berwarna hijau karena mengandung klorofil, sel berbentuk oval memanjang,
• Salah satu ujungnya terdapat mulut sel,
• Mempunyai satu flagela (cambuk) yang berfungsi sebagai alat gerak
• Mempunyai bintik mata yang terletak di dekat mulut sel yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang
Cara Euglena Memperoleh Makanan
Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan melakukan fotosintesis. Dengan bantuan cahaya matahari, makhluk hidup ini dapat mengubah klorofil menjadi energi. Selain berfotosintesis, makhluk hidup ini dapat pula memasukkan bahan makanan melalui mulut sel yang dimilikinya sehingga Euglena dapat disebut sebagai organisme fotoautotrof dan organisme heterotrof
Cara Reproduksi Euglena
Reproduksi Euglena dilakukan dengan membelah diri. Dari pembelahan ini akan dihasilkan dua sel anak.Setiap sel anak mempunyai inti sel, membran sel, dan sitoplasma



Ciri-ciri lain Euglenophyta adalah sebagai berikut:
• Organisme bersel tunggal dengan susunan sel eukariota
• Sel tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang berada didalam plasmalema. Pada kebanyakan Euglenoid, perikel itu bersifat lentur sehingga memungkinkan perubahan bentuk sel, tetapi pada beberapa jenis, perikel ini kaku sehingga sel memiliki bentuk tetap.
• Ujung depan sel euglenoid melekuk kedalam membentuk saluran yang ujung dalamnya meluas menjadi rongga membulat membentuk reservoar. Saluran dan reservoar itu walaupun dianggap sebagai terusan tempat partikel makanan padat masuk kedalam sel.
• Beberapa euglenoid berfotosintesis dan yang lain tidak. Anggota-anggota yang berpigmen memiliki kloroplas yang berisi klorofil a dan b. Hasil fotosintesis disimpan sebagai paramilon, sebuah polimer glukosa yang berbentuk butiran dalam sitoplasma.
• Pada dasarnya euglenoid memiliki dua buah flagel tipe cambuk berjumbai, dengan tonjolan lateral yang berupa bulu yang terletak pada satu barisan sepanjang flagel.
• Perkembangbiakan seksualnya mungkin tidak terjadi atau jika ada jarag sekali terjadi.
Habitatnya…….
Sesuai dengan alat geraknya (flagel) sebagian besar Euglenophyta hidup diperairan mulai dari air tawar, air laut dan lumpur. Bahkan ekstrimnya, Euglena dapat hidup dalam perut berudu Rana sp
Habitat Contoh Organisme
1. Air tawar
2. Air laut
3. Lumpur E. intermedia
Euptyeria viridis
Euglena sp
Kalau nutrisinya……
Secara umum Euglenophyta mempunyai cara hidup yang lengkap yaitu dapat bersifat saprofit (heterotrof pada hewan yang sudah mati yang mengandung bahan organik), holozoik (menyerap bahan makanan) dan fototrofik sehingga dapat hidup secara heterotrof dan autotrof. Cara yang lebih sering dilakukan adalah secara heterotrof, sedangkan autotrof dilakukan apabila lingkungan kurang terdapat bahan organik. Oleh karena Euglenophyceae dapat bersifat heterotrof maupun autotrof maka Euglenophyceae disebut bersifat miksotrof.
Bagaimana euglena bereproduksi ?
Pada ganggang bersel tunggal seperti euglena, hal ini terjadi secara pembelahan biner, yaitu suatu pembelahan sederhana sebuah organisme utuh menjadi dua bagian yang sama yang kemudian tumbuh dan membentuk individu baru. Pembelahan sel dapat terjadi juga ketika sel bergerak, yang merupakan pembelahan longitudinal dan dimulai pada ujung anterior. Pembelahan pada saat sel tidak bergerak, sel dikelilingi selubung yang gelatinous. Seringkali sel anak membelah lagi untuk membentuk koloni palmela (bila sang anak gagal keluar dari sel induk, sel-sel anak akan terus membelah sampai mencapai ratusan sel anak dan diselubungi matriks yang gelatinous) yang temporal selama mitosis.Pada spesies yang memiliki satu flagellum, blepharoplas (granula pada pangkal tiap-tiap flagella) membelah menjadi dua. Flagellum lama tetap menempel pada salah satu blepharoplas dan dari blepharoplas yang satunya tumbuh flagellum baru. Proses pembelahan selanjutnya seperti mitosis pada umumnya.Euglena juga sering kali membentuk kista (sel vegetatif membulat dan berdinding tebal) yang cukup tahan terhadap kondisi buruk sampai beberapa waktu lamanya. Selain itu juga bereproduksi secara autogami (fusi antara nukleus sel-sel anak). Inti hasil fusi kemudian membelah meiosis membentuk empat nukleus yang masing-masing berkembang menjadi sel vegetatif.
Ini dia struktur tubuh euglena….
Secara umum susunan tubuh Euglenophyta adalah uniseluler atau bersel satu, kecuali pada beberapa jenis saja yang berbentuk koloni, contohnya Colacium. Berikut gambar susunan tubuh Euglena:
Sumber:
Prasetyo, Triastono Imam.1967. Beberapa Genus Alga Air Tawar. Malang: UM PRESS.
Loveless,A.R. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 2. Jakarta: Gramedia.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1991. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Saptasari, Murni. 2006. Botani Tumbuhan Bertallus. Malang: UM Press.

Selasa, 12 Januari 2010

makalah lengkuas

BUDIDAYA TANAMAN LENGKUAS
(Syarat Untuk Mengikuti Perkuliahan)




Oleh
Riki Haryanto
0643024047
















PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2009




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................1-2
1.2 Tujuan.................................................................................2
1.3 Manfaat...............................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi, habitat...............................................................3-7
2.2 Khasiat Alpinia galanga....................................................8-11
BAB III.METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat............................................................12
3.2 Alat dan Bahan..................................................................12
3.3 Pemeliharaan…………………………………………..13
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil..................................................................................14-15
4.2 Pembahasan......................................................................15-24
BAB V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN






DAFTAR PUSTAKA


Afriastini, J.J. 2005. Bertanam lengkuas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ir. Rukmana, rahmat. 1994. Lengkuas, Yogyakarta : Kanisius.

Ashari, Sumeru. 1995. Hortikultura Aspek Budaya. Jakarta : Universitas Indonesia Press

Kartasapoetra, G. 1996. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta : Rineka Cipta.

Prof. Dr. Ir. Semangun, Haryono. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
http://i-herbal.blogspot.com/2008/06/khasiat-lengkuas.html















I. PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang

Lengkuas (Lenguas galanga atau Alpinia galanga) sering digunakan oleh para ibu di dapur sebagai penyedap masakan. Manfaat lain tanaman dari India ini adalah sebagai bahan ramuan tradisional dan penyembuh berbagai penyakit, khususnya penyakit yang disebabkan jamur kulit. Namun, di luar dua manfaat tersebut, lengkuas ternyata juga punya peran dalam memperpanjang umur simpan atau mengawetkan makanan karena aktivitas mikroba pembusuk. Pendeknya, lengkuas dapat berperan sebagai pengganti fungsi formalin yang sekarang sedang hangat diperbincangkan.
Kita mengenal ada dua jenis tumbuhan lengkuas, yaitu varietas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih dan varietas berimpang umbi merah yang ukurannya lebih besar. Lengkuas berimpang umbi putih umumnya digunakan sebagai penyedap masakan, sedangkan lengkuas berimpang umbi merah banyak digunakan sebagai obat. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas.
Senyawa kimia yang terdapat pada lengkuas antara lain mengandung minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol, dan kristal kuning. Minyak atsiri yang dikandungnya antara lain galangol, galangin, alpinen, kamfer, dan methyl-cinnamate. Beberapa kegunaan lengkuas sebagai tanaman obat mulai dari mengobati rematik, sakit limpa, membangkitkan nafsu makan, bronkhitis, morbili, panu, antibakteria, membersihkan darah, menambah nafsu makan, mempermudah pengeluaran angin dari dalam tubuh, mencairkan dahak, mengharumkan serta merangsang otot bahkan dapat membangkitkan gairah seks.
Di samping itu, lengkuas merah bila dimasak dengan cuka encer, dapat dijadikan minuman untuk wanita yang baru melahirkan karena dapat mempercepat pembersihan rahim. Bila dicampur dengan bawang putih yang telah dilumatkan dengan perbandingan 4 – 5 : 1 dan dimasak dengan sedikit cuka, lengkuas bisa menjadi obat kurap dengan cara dioleskan pada kulit yang terserang kurap. Bahkan bila diremas-remas dengan cuka dan dioleskan seperti lulur, lengkuas mampu menyingkirkan bercak-bercak kulit dan tahi lalat.

1.2 Tujuan

Tujuan diadakannya praktikum pemeliharaan tanaman obat ini yaitu :
1. Untuk memenuhi persyaratan mengikuti perkuliahan biologi tanaman obat
2. Untuk mengetahui kegunaan tanaman lengkuas
3. Untuk menambah pengetahuan tentang tanaman lengkuas
4. Untuk menambah keterampilan penulis dalam menanam lengkuas


1.3 Manfaat

Manfaat diadakannya praktikum pemeliharaan tanaaman kencur ini, yaitu : Untuk menambah pengetahuan penulis tentang tanaman lengkuas.










III. METODE PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat

a. Waktu

Tanaman lengkuas ini ditanam pada hari rabu tanggal 20 Oktober 2009 pada pukul 16.00 WIB.

b. Tempat

Tanaman lengkuas ini ditanam di dalam polibek berukuran 1/2 kg dan ditempatkan di depan rumah.


3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Polibeq
2. Cangkul

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
1. Tanaman lengkuas
2. tanah
3. Pupuk
4. Air

3.3 Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman lengkuas, yaitu :
• Penyiraman (pengairan), terutama pada fase awal pertumbuhan. Kegiatan ini dilaukan 4-6 hari sekali, untuk menjaga agar tanah tidak kekeringan. Setelah tanaman cukup kuat, pengairan berangsur-angsur dikurangi.
• Penyiangan, dilaukan mulai umur tanaman 1-2 bulan bersamaan dengan kegiatan pemupukan. Penyiangan berikutnya tergantung keadaan gulma (rumput liar)
• Pemupukan, minimal dilaukan 2 kali, yaitu pada umur 1-2 bulan dan diulang ketika tanaman berumur 3 bulan.
• Pembumbunan, yakni menimbun tanah disekitar rumpun tanaman untuk merangsang pembentuksn rimpang atau anakan.

Pemilihan bibit
Rimpang yang baik untuk dijadikan bibit diperoleh dari rimpang yang cukup tua, berumur sekitar 8-10 bulan dengan penampilan sehat. Rimpang yang akan dijadikan bibit dipotong-potong menjadi beberapa bagian dengan panjang antara 2,5-4 cm. Rimpang yang akan digunakan sebagai bibit dapat disimpan terlebih dahulu ditempat kering. Keuntungan yang diperoleh jika bibit disimpan terlebih dahulu sebelum ditanam adalah dapat diketahui bibit yang bertunas serta bibit yang tidak bertunas dan busuk sehingga dapat langsung dipisahkan. Namun, kekurangannya adalah bila melebihi batas penyimpanan, tunas sudah mulai tinggi sehingga pada saat akan dipindahkan untuk ditanam sangat rentan karena tunas mudah patah.












II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Morfologi dan Habitat



















klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-diviso : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zungiberaceae
Genus : Alpinia
Species : Alpinia galanga

MORFOLOGI

BATANG

Merupakan terna berumur panjang, tinggi sekitar 1 sampai 2 meter, bahkan
dapat mencapai 3,5 meter. Biasanya tumbuh dalam rumpun yang rapat. Batangnya
tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu,
berwarna hijau agak keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari
pangkal batang tua. Pohon lengkuas putih umumnya lebih tinggi dari padalengkuas merah. Pohon lengkuas putih dapat mencapai tinggi 3 meter, sedangkan pohon lengkuas merah umumnya hanya sampai 1-1,5 meter

DAUN

Daun tunggal, berwarna hijau, bertangkai pendek, tersusun berseling. Daun di
sebelah bawah dan atas biasanya lebih kecil dari pada yang di tengah. Bentuk daun lanset memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, dengan tepi daun rata.
Pertulangan daun menyirip. Panjang daun sekitar 20 - 60 cm, dan lebarnya 4 - 1 5cm. Pelepah daun lebih kurang 15 - 30 cm, beralur, warnanya hijau. Pelepah daun ini saling menutup membentuk batang semu berwarna hijau.











BUNGA
Bunga lengkuas merupakan bunga majemuk berbentuk lonceng, berbau harum,
berwarna putih kehijauan atau putih kekuningan, terdapat dalam tandan
bergagang panjang dan ramping, yang terletak tegak di ujung batang. Ukuran
perbungaan lebih kurang 10-30 cm x 5-7 cm. Jumlah bunga di bagian bawah
tandan lebih banyak dari pada di bagian atas, sehingga tandan tampak berbentuk
piramida memanjang. Panjang bibir bunga 2,5 cm, berwarna putih dengan garis
miring warna merah muda pada tiap sisi. Mahkota bunga yang masih kuncup, pada bagian ujungnya berwarna putih, sedangkan pangkalnya berwarna hijau. Bunga agak berbau harum.
















BUAH

Buahnya buah buni, berbentuk bulat, keras. Sewaktu masih muda berwarna
hijau-kuning, setelah tua berubah menjadi hitam kecoklatan, berdiameter lebih
kurang 1 cm. Ada juga yang buahnya berwarna merah. Bijinya kecil-kecil,
berbentuk lonjong, berwarna hitam.

RIMPANG

Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2-4
cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau
kuning kehijauan pucat,mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah tua berserat kasar. Apabila dikeringkan, rimpang berubah menjadi agak kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan liat. Untuk mendapatkan rimpang yang masih berserat halus, panen harus dilakukan sebelum tanaman berumur lebih kurang 3 bulan. Rasanya tajam pedas, menggigit, dan berbau harum karena kandungan minyak atsirinya. Sebenarnya lengkuas ada dua macam, yaitu lengkuas merah dan putih. Lengkuas putih banyak digunakan sebagai rempah atau bumbu dapur, sedangkan yang banyak digunakan sebagai obat adalah lengkuas merah.












Berdasarkan ukuran rimpangnya, lengkuas juga dibedakan menjadi dua varitas, yaitu yang berimpang besar dan kecil. Oleh karena itu, paling tidak ada tiga kultivar lengkuas yang sudah dikenal, yang dibedakan berdasarkan ukuran dan warna rimpang, yaitu lengkuas merah, lengkuas putih besar, dan lengkuas putih kecil. Lengkuas mudah diperbanyak dengan potongan rimpang yang bermata atau bertunas. Juga dapat diperbanyak dengan pemisahan anakannya, atau dengan biji. Tanaman inimudahdibudidayakan tanpa perawatan khusus.

Bagian tumbuhan yang digunakan

• Rimpang
• Buah
• Biji
• Daun
• Batang muda
• Tunas bunga
Habitat
Kemampuan penyesuaian tanaman lengkuas terhadap lingkungan tumbuh cukup tinggi. Tanaman ini mempunyai daya produksi tinggi didaerah yang mempunyai kondisi :

a. Iklim
1. Ketinggian tempat : 1 - 1200 m diatas permukaan laut
2. Curah hujan tahunan : 2500 - 4000 mm/tahun
3. Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 7 - 9 bulan
4. Bulan kering (dibawah 60 mm/bulan) : 3 - 5 bulan
5. Suhu udara : 29' C - 25' C.
6. Kelembapan : sedang
7. Penyinaran : tinggi

b. Tanah
1. Jenis : latosol merah coklat, andosol, aluvial.
2. Tekstur : lempung berliat, lempung berpasir, lempung merah, lateristik.
3. Drainase : baik
4. Kedalaman air tanah : 50 - 100 cm dari permukaan tanah
5. Kedalaman perakaran : 10 - 30 cm dari permukaan tanah
6. Kesuburan : sedang - tinggi


Tanaman lengkuas tumbuh baik ditempat terbuka yang mendapatkan sinar penuh, tetapi memerlukan naungan ringan untuk pertumbuhan yang optimum. Hal ini dapat diamati pada tanaman lengkuas yang ditanam secara monokultur daunnya melipat (menutup pada siang hari). Sekalipun demikian, lengkuas yang ditanam di tempat yang terlindung, justru hanya menghasilkan daun-daun saja.

Disamping itu, kesuburan tanahnya harus diperkaya dengan bahan organik, antara lain dengan pemberian pupuk kandang atau kompos. Pada tanah yang kurang subur apalagi becek, pertumbuhan tanaman lengkuas kurang baik, sedikit beranak dan rimpang-rimpangnya banyak yang membusuk.

 Khasiat Alpinia galanga
Khasiat lengkuas sudah tidak diragukan lagi, terutama bagi praktisi kuliner tradisional. Lengkuas menjadi salah satu rempah – rempah favorite, yang digunakan sebagai bumbu masakan tradisional Indonesia, dari mulai sayur asem, gulai sampai dengan bumbu bali yang resepnya dapat kita lihat pada
Resep Ayam Bumbu Bali. dalam dunia masakan tradisional, tunas samping lengkuas yang masih muda, juga sering digunakan sebagai lalapan. Satu hal yang sangat menarik adalah lengkuas dapat digunakan sebagai bahan pengawet makanan yang sehat. Di kalangan peniliti tehnologi pangan, minyak atsiri lengkuas dikenal mempunyai aktifitas anti mikroba, yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba pathogen dan perusak pangan. Jadi sudah tidak alasan menggunakan formalin sebagai bahan pengawet makanan, untuk ini sebaiknya pergunakan varietas lengkuas merah.
Selain dimanfaatkan sebagai bumbu masakah, rimpang lengkuas juga memiliki khasiat sebagai obat yang cukup familiar di masyarakat. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Rimpang lengkuas merah yang dimasak dan ditambahkan dengan cuka encer, biasa digunakan sebagai minuman wanita yang baru melahirkan. Tehnik pengobatan ini dalam masyarakat diyakini mampu mempercepat pembersihan rahim.
2. Rimpang lengkuas yang dicampurkan dengan bawang putih dengan perbandingan 1:4, kemudian dicampur dengan cuka banyak digunakan untuk melakukan pengobatan pada borok, panu, kudis dan koreng.
3. Bagi mereka yang terkena rematik, rimpang lengkuas juga sangat mujarab untuk membantu mengatasi rematik. Caranya, rimpang lengkuas dipotong – potong dan direbus dengan air secukupnya, kemudian air rebusan ini digunakan untuk mandi.
4. Masih banyak khasiat lengkuas dalam pengobatan tradisional kita, misal sebagai obat gosok, membantu mengeluarkan lendir pada saluran pernapasan dan lain – lain.
Penggunaan tradisional

Rimpangnya sering digunakan untuk mengatasi gangguan lambung, misalnya kolik dan untuk mengeluarkan angin dari perut (stomachikum), menambah nafsu
makan, menetralkan keracunan makanan, menghi- langkan rasa sakit (analgetikum), melancarkan buang air kecil (diuretikum), mengatasi gangguan ginjal, dan mengobati penyakit herpes. Juga digunakan untuk mengobati diare, disentri, demam, kejang karena demam, sakit tenggorokan, sariawan, batuk berdahak, radang paru-paru, pembesaran limpa, dan untuk menghilangkan bau mulut. Rimpang lengkuas yang dikunyah kemudian diborehkan ke dahi dan seluruh tubuh diyakini dapat meng- obati kejang-kejang pada bayi dan anak-anak.
Disamping itu rimpang lengkuas juga dianggap memiliki khasiat sebagai anti tumor atau anti kanker terutama tumor di bagian mulut dan lambung, dan kadangkadang digunakan juga sebagai afrodisiaka (peningkat libido). Khasiatnya yang sudah dibuktikan secara ilmiah melalui berbagai penelitian adalah sebagai anti jamur. Secara tradisional dari sejak zaman dahulu kala, parutan rimpang lengkuas kerap digunakan sebagai obat penyakit kulit, terutama yang disebabkan oleh jamur, seperti panu, kurap, eksim, jerawat, koreng, bisul, dan sebagainya. Di India dan Malaysia, rebusan rimpang lengkuas atau rimpang yang dimasak bersama nasi diberikan kepada para ibu sehabis melahirkan. Di banyak negara di Asia, rimpang lengkuas digunakan sebagai bumbu masak. Demikian pula buahnya sering digunakan sebagai bumbu masak atau rempah pengganti kapulaga. Minyak lengkuas (Oleum galanga) sering ditambahkan sebagai aroma dalam pembuatan minuman keras dan bir. Oleum galanga juga bersifat insektisida. Buah lengkuas dapat digunakan untuk menghilangkan rasa dingin, kembung dan sakit pada ulu hati, muntah, mual, diare, kecegukan (singuitus), dan untuk menambah nafsu makan. Juga dapat digunakan untuk menyembuhkan bisul. Biji digunakan untuk mengatasi kolik, diare, dan muntah-muntah. Daunnya digunakan sebagai pembersih untuk ibu sehabis melahirkan, untuk air mandi bagi penderita rematik, dan sebagai stimulansia. Tunas muda lengkuas dapat digunakan untuk mengobati infeksi ri ngan pada telinga. Batang yang sangat muda (umbut) dan tunas atau kuncup bunga dapat dimakan sebagai lalap atau sayur setelah direbus atau dikukus terlebih dahulu.

Nama daerah

o Lengkueus (Gayo)
o Langkueueh (Aceh)
o Kelawas(Karo)
o Halawas(Simalungun)
o Lakuwe (Nias)
o Lengkuas (Melayu)
o Langkuweh (Minang)
o Lawas(Lampung)
o Laja (Sunda)
o Laos (Jawa, Madura)
o Langkuwas, Laus (Banjar)
o Laja, Kalawasan, lahwas, Isem (Bali)
o Laja, Langkuwasa(Makasar)
o Aliku (Bugis)
o Lingkuwas (Menado)
o Likui, Lingkuboto (Gorontalo)
o Laawasi lawasi (Ambon)
o Lawase,Lakwase, Kourola (Seram)
o Galiasa, Galiaha, Waliasa (Ternate, Halmahera)
o Langkwas (Roti)
o Hingkuase (Sangihe)
o Langkuwas (Basemah)
o Laawasi,Lawasi (Alfuru)
o Lauwasel (Saparua)
o Langoase (Buru)
o Lengkuas, Puar (Malaysia)
o Langkauas, Palia (Filipina)
o Padagoji (Burma)
o Kom deng, Pras (Kamboja)
o Kha (Laos, Thailand)
o Hong dou ku (Cina)
o Galangal, Greater galangal, Java galangal, Siamese ginger (Inggeris)
o Grote galanga, Galanga de I'Inde (Belanda)
o Galanga (Perancis)
o Grosser galgant (Jerman)

Macam Lengkuas

Sebenarnya lengkuas ada dua macam, yaitu lengkuas merah dan putih. Lengkuas putih banyak digunakan sebagai rempah atau bumbu dapur, sedangkan yang banyak digunakan sebagai obat adalah lengkuas merah. Pohon lengkuas putih umumnya lebih tinggi dari pada lengkuas merah. Pohon lengkuas putih dapat mencapai tinggi 3 meter, sedangkan pohon lengkuas merah umumnya hanya sampai 1-1,5 meter. Berdasarkan ukuran rimpangnya, lengkuas juga dibedakan menjadi dua varitas, yaitu yang berimpang besar dan kecil. Oleh karena itu, paling tidak ada tiga kultivar lengkuas yang sudah dikenal, yang dibedakan berdasarkan ukuran dan warna rimpang, yaitu lengkuas merah, lengkuas putih besar, dan lengkuas putih kecil. Lengkuas mudah diperbanyak dengan potongan rimpang yang bermata atau bertunas. Juga dapat diperbanyak dengan pemisahan anakannya, atau dengan biji. Tanaman ini mudah dibudidayakan tanpa perawatan khusus.










IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 hasil praktikum

No Tanaman Tinggi tanaman (setiap 10 hari) cm
0 10 20 30 40 50 60
1 Tanaman lengkuas 0 cm 3 cm 8 cm 15 cm 23 cm 30 cm 36 cm


Kegitan yang dilakukan pada pemeliharaan tanaman lengkuas yaitu :

1. Tanaman lengkuas disiram setiap 3 hari sekali sebanyak 1 gelas plastik.
2. Tanaman lengkuas di ukur tingginya setiap 10 hari sekali menggunakan penggaris.
3. Apabila ada rimpang lengkuas yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya buruk, maka dilakukan penanaman susulan (penyulaman) rimpang lain yang masih segar dan sehat.
4. Penyiangan dan pembubunan perlu dilakukan untuk menghilangkan rumput liar (gulma) yang mengganggu penyerapan air, unsur hara dan mengganggu perkembangan tanaman. Kegiatan ini dilakukan 3-5 kali bersamaan dengan pemupukan dan penggemburan tanah. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur ½ bulan dan bersamaan dengan ini maka dilakukan pembubunan guna merangsang rimpang agar tumbuh besar dan tanah tetap gembur.
5. Seperti halnya tanaman rimpang lainnya, pada lengkuas pekerjaan pembubunan ini diperlukan untuk menimbun kembali daerah perakaran dengan tanah yang melorot terbawa air. Pembubunan bermanfaat untuk memberikan kondisi media sekitar perakaran lebih baik sehingga rimpang akan tumbuh subur dan bercabang banyak. Pembubunan biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan biasanya dilakukan secara rutin setiap 3 hari sekali.
6. Penggunaan/pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan jumlah anakan, jumlah daun, dan luas area daun lengkuas secara nyata.



4.2 Pembahasan
Pertumbuhan
Pertumbuhan tanaman kunyit tersebut di pengaruhi oleh air, unsur hara, kelembaban, cahaya matahari, udara, jenis tanah, suhu, hormon pertumbuhan, dll. Pertumbuhan tanaman lengkuas ± 2 bln di amati pertumbuhannya tinggi batang setiap 10 hari sekali. pada 10 hari pertama tinggi batang lengkuas 3 cm. Pada lengkuas berumur 20 hari tinggi batangnya 8 cm. Pada lengkuas berumur 30 hari tinggi batangnya 15 cm. pada lengkuas berumur 40 hari tinggi batangnya 23 cm. Pada lengkuas berumur 50 hari tinggi batangnya 30 cm. Pada lengkuas berumur 60 hari tinggi batangnya 36 cm.

 Zat Kimia Yang Terkandung Pada Lengkuas
Senyawa kimia yang terdapat pada lengkuas antara lain mengandung minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol, dan kristal kuning. Minyak atsiri yang dikandungnya antara lain galangol, galangin, alpinen, kamfer, dan methyl-cinnamate.

Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1 % minyak atsiri berwarna kuning
kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol 20 % - 30 %,
eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpen, δ-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu
rimpang juga mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning
yang disebut kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat,
kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain.

Penelitian yang lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung
zat-zat yang dapat menghambat enzim xanthin oksidase sehingga bersifat sebagai
antitumor, yaitu trans-p-kumari diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi chavikol
asetat, asetoksi eugenol setat, dan 4-hidroksi benzaidehida (Noro dkk., 1988). Juga mengandung suatu senyawa diarilheptanoid yang di- namakan 1-(4-hidroksifenil)-7- fenilheptan-3,5-diol.

Buah lengkuas mengandung asetoksichavikol asetat dan asetoksieugenol
asetat yang bersifat anti radang dan antitumor (Yu dan kawan-kawan, 1988). Juga
me- ngandung kariofilen oksida, kario- filenol, kuersetin-3-metil eter,
isoramnetin, kaemferida, galangin, galangin-3-metil eter, ramnositrin, dan 7-
hidroksi-3,5-dimetoksiflavon.

Biji lengkuas mengandung senyawa-senyawa diterpen yang bersifat sitotoksik
dan antifungal, yaitu galanal A, galanal B, galanolakton, 12-labdiena-15,16-dial,
dan 17- epoksilabd-12-ena-15,16-dial (Morita dan ltokawa, 1988).

Dalam setiap 100 g bahagian rizom lengkuas mengandungi: Air 89.9 g, protein 0.9 g, lemak 0.7 g, karbohidrat 6.5 g, serat 1.6 g, kalsium 18 mg, fosforus 26 mg, ferum 1.2 mg, natrium 2 mg, kalium 81 mg, vitamin B1 0.02 mg, vitamin B2 0.04 mg, niasin 0.4 mg, vitamin 0.0 mg.

 Pembiakan

Pembiakan herba ini adalah dengan cara belahan rumpun. Rumpun berizom ini ditanam terus ke tanah. Tanah yang sesuai ialah tanah yang lembap sedikit tetapi bersaliran baik. Herba ini tidak memerlukan jagaan yang rapi. Pekebun hanya perlu membersihkan pangkalnya dan membuang batang yang kering. Selain itu mengembangbiakkan tanaman ini dapat dilakukan juga dengan potongan rimpang yang sudah memiliki mata tunas. Selain itu dapat pula dengan memisahkan sebagian rumpun anakan. Pemeliharaannya mudah, seperti tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan. Terutama pupuk dasar.

 Panen

Ciri-ciri yang dapat dijadikan pedoman bahwa tanaman lengkuas sudah saatnya dipanen adalah :

• Telah berumur cukup tua, antara 9-12 bulan.
• Daun-daunnya tampak layu, menguning dan mengering atau berguguran.
• Rimpangnya berwarna coklat mengilap, dagingnya keras dan liat (alot)

Gejala seperti itu terjadi pada musim kemarau atau tanaman sudah berumur lebih dari 6 bulan. Pada usia ini tanaman lengkuas mulai mengakhiri pertumbuhan vegetatifnya dengan dicirikan oleh terhentinya pembentukan tunas-tunas baru dan mulai muncul bunga.

Pada keadaan tertentu yang tidak memungkinkan dipanen, misalnya harga pasar sedang turun (rendah), maka pemanenan dapat ditunda pada musim berikutnya. Untuk menjaga harga tanaman tetap utuh, maka semua rumpun lengkuas dibumbun tanah kembali. Bahkan perlu juga dilakukan pemupukan tambahan. Cara ini tidak akan mengurangi kualitas hasil, tetapi justru meningkatkan hasil persatuan luas karena adanya pertambahan anakan atau rimpang baru.Cara pemanenan lengkuas dapat dilakukan hanya dengan mengambil sebagian dari rimpangnya saja. Cara panennya adalah memotong atau mematahkan sebagian rimpang dari rumpun tanaman, kemudian sisanya dibiarkan tumbuh menjadi tumbuhan baru.


 Dalam dunia industri, rimpang lengkuas dijual dalam bentuk simplisia. Sebagaimana cara membuat simplisia pada jenis rempah – rempah yang lainnya, rimpang lengkuas dibersihkan dan dipotong – potong serta dikeringkan tanpa sinar matahari langsung ( diangin – anginkan bahasa jawanya ). Hal ini untuk mencegah berkurangnya kandungan minyak asiri pada rimpang lengkuas. Simplisia rimpang lengkuas ini didalam dunia industri dikenal sebagai Galanga Rhizome. Kandungan minyak asiri pada rimpang lengkuas, berwarna kuning kehijauan, berbau khas dan rasanya pahit serta terasa dingin di lidah.

 Pengolahan Lanjutan Dan Pemanfaatan Lengkuas
Manfaat Lengkuas:
Beberapa Khasiat dari Lengkuas dapat dimanfaatkan sebagai penyembuh penyakit, diantaranya :
1. Obat Gosok
Komposisi :
Rimpah Lengkuas dan Alkohol
Cara menyajikan :
Iris rimpang lengkuas, rendam dalam alcohol
Pengobatan :
Digosokan pada daerah yang sakit

2. Rematik
Cara Pertama :
Komposisi :
Rimpah Lengkuas secukupnya.
Cara menyajikan :
Cuci bersih rimpang lengkuas, lalu rebus
Pengobatan:
Siramkan air rebusannya pada saat masih hangat ke persendian yang terasa sakit.
Cara Kedua :
Komposisi :
3 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, setengah sendok teh bubuk merica, 1 potong gula merah dan 2 gelas air santan kelapa.
Cara menyajikan :
direbus bersama-sama hingga airnya tinggal 1 gelas
Pengobatan:
Diminum sedikit demi sedikit selama 1 minggu.
3. Sakit Kepala, Nyeri dada, Menguatkan Lambung dan Memperbaiki Pencernaan
Cara membuat:
Dengan mengkomsusinya sebagai campuran masakan sehari-hari.

4. Kurap
Komposisi :
1 Rimpah Lengkuas , 4 siung Bawang Putih dan cuka secukupnya
Cara menyajikan :
Giling semua bahan sampai halus kemdian diberi air panas sedikit
Cara Menggunakan :
di kompreskan di tempat yang sakit

5. Panu





a. Bahan: rimpang umbi lengkuas dan kapur sirih secukupnya
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
Cara menggunakan: digosokkan pada bagian yang sakit, pagi dan sore.
b. Bahan: rimpang lengkuas dan spirtus
Cara membuat: rimpang lengkuas dipotong-potong.
Cara menggunakan: bagian yang sakit digosok-gosok dengan
potongan-potongan lengkuas, kemudian diolesi dengan spirtus

6. Reumatik




a. Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari dan 1 butir telur ayam
kampung
Cara membuat: lengkuas diparut dan diperas untuk diambil airnya,
telur ayam kampung mentah dipecah untuk diambil kuningnya,
kemudian kedua bahan tersebut dioplos sampai merata.
menggunakan: diminum 1 kali sehari
b. Bahan: 3 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh bubuk
merica, 1 potong gula merah, dan 2 gelas air santan kelapa
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama-sama
hingga airnya tinggal 1 gelas
Cara menggunakan: diminum sedikit demi sedikit selama 1 minggu

7. Sakit Limpa
Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi
temulawak sebesar ibu jari dan 1 genggam daun meniran
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.

8. Membangkitkan Gairah Seks
Bahan: 2 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi
halia sebesar ibu jari dan 2 buah jeruk nipis, 1 sendok teh merica,
1 sendok teh garam dan 1 ragi tape.
Cara membuat: umbi lengkuas dan halia diparut dan diperas untuk
diambil airnya, kemudian dioplos dengan bahan-bahan yang lain
dengan 0,5 gelas air masak sampai merata.
Cara menggunakan: diminum.

9. Membangkitkan Nafsu Makan

a. Bahan: 1 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 buah mengkudu
mentah, 0,5 rimpang kencur sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh
bubuk ketumbar, 1 siung bawang putih, 3 mata buah asam jawa
yang masak, 1 potong gula merah, jakeling, jalawe dan jarahab.
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 0,5 gelas, pagi dan sore.

b. Bahan: 1 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 rimpang
temulawak sebesar ibu jari, 1 pohon tumbuhan meniran dan sedikit
adas pulawaras.
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih
Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari

10. Bronkhitis
Bahan: rimpang umbi lengkuas, temulawak dan halia (masing-masing 2 rimoang) sebesar ibu jari, keningar, 1 genggam daun pecut kuda, 0,5 genggam daun iler, daun kayu manis secukupnya.
Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian
direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore



Gambar penyakit bronkitis.

11. Morbili
Bahan: 4 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 sendok teh
minyak kayu putih, dan 2 sendok teh minyak gondopura.
Cara membuat: umbi lengkuas diparut halus, kemudian dicampur
dengan bahan lainnya sampai halus.
Cara menggunakan: dipakai untuk obat luar

12. Masuk angin.
Bahan : 2 jari rimpang, parut, remas dengan 3 sendok makan
madu dan 1 sendok arak.
Cara membuat : di parut lalu diPeras, saring, minum, sehari 2
sendok makan.

13. Diare.
Bahan : 3/4 jari rimpang, parut, + 1/2 cangkir air + 1 sedok
madu.
Cara membuat : diparut kemudian diPeras, saring, minum.
Cara pakai : 2 kali sehari.



14. Pembersihan sehabis bersalin (nifas).
Bahan : Rimpang lengkuas yang masih muda sebesar 3 jari
Cara Membuat : dicuci lalu dipotong-potong. Rebus dengan air
secukupnya, minum.


15. Eksema.
Bahan : Satu jari rimpang, cuci, parut, tambahkan air kapur sirih
secukupnya, aduk jadi adonan seperti bubur.
Pakai untuk menurap kulit yang terkena eksema, lalu dibalut.
Ganti dua kali sehari

16. Bercak-bercak kulit dan tahi lalat (sproeten).
Bahan : Dua jari rimpang digiling halus, tambahkan cuka
secukupnya menjadi seperti bubur.
Cara menggunakan : Oleskan di bagian tubuh yang terdapat
kelainan kulit.

17. Nyeri haid.
Bahan : Seibu jari lengkuas segar, setelunjuk kunyit dicuci, kupas,
memarkan, 1 sendok makan penuh ketumbar, 3 tanaman meniran
beserta akarnya, cuci, rebus semua dengan 4 gelas air sampai airnya
tinggal setengah, saring, untuk digunakan 2 hari. Minum pagi dan sore
@ 1/2 gelas. Yang belum terminum simpan di lemari es.

18. Radang telinga.
Satu jari rimpang lengkuas dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan
dua sendok makan air masak, diperas lalu disaring. Airnya dipakai
untuk menetesi telinga yang sakit. sehari empat kali, sebanyak
dua sampai tiga tetes. Hingga radang berkurang.


Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Lengkuas
1. Hama
a. Ulat penggerek akar (Dichcrosis puntifera.)
 Gejala: pada pangkal akar dimana tunas daun menjadi layu dan lama kelamaan tunas menjadi kering lalu membusuk.
 Pengendalian: tanaman disemprot/ditaburkan insektisida furadan G-3.

2. Penyakit
a. Busuk bakteri rimpang
 Penyebab : : oleh kurang baik sistem pengairan (drainase) atau disebabkan oleh rimpang yang terluka akibat alat-alat pertanian, sehingga luka rimpang kemasukan cendawan.
 Gejala: kulit akar tanaman menjadi keriput dan mengelupas, kemudian rimpang lama kelamaan membusuk dan keropos.
 Pengendalian:
1. mencegah terjadi genangan air pada lahan, mencegah terlukanya rimpang; penyemprotan fungisida dithane M-45.
3. Gulma : Gulma potensial pada pertanaman kunyit ini adalah gulma kebun yang umum yaitu alang-alang, rumput teki, rumput lulangan, ageratum, dan gulma berdaun lebar lainnya.







KATA PENGANTAR


Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi.

Dalam menyusun makalah ini saya mendapat bimbingan dari ibu Pramudianti selaku dosen mata kuliah Biologi Tanaman Obat. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Terima kasih juga saya ucapkan pada pihak-pihak yang membantu terselesaikannya makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi saya dan pembaca.



Bandar Lampung, 19 desember 2009,


Penulis
Riki Haryanto
0643024047







V. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Tumbuhan Lengkuas dapat dimanfaat sebagai obat seperti rematik, nyeri haid, panu, radang telinga, bercak-bercak kulit dan tahi lalat, kutil,diare, penambah nafsu makan, eksima, masuk angin, bronchitis, menambah gairah seks, rematik, dll.
2. Pertumbuhan lengkuas di pengaruhi oleh air, jenis tanah, iklim, ketinggian tempat, media tanam, unsur hara, kelembaban, suhu dll.
3. Kerusakan tumbuhan kunyit dapat disebabkan oleh hama, penyakit (Panchaetothrips), gulma (alang-alang, rumput teki, rumput lulangan, ageratum).
4. Kandungan Senyawa kimia yang terdapat pada lengkuas antara lain mengandung minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol, dan kristal kuning. Minyak atsiri yang dikandungnya antara lain galangol, galangin, alpinen, kamfer, dan methyl-cinnamate.

















L A M P I R A N









Lengkuas berumur Hari


Lengkuas berumur hari




Lengkuas berumur hari



Lengkuas berumur 60 hari

judul skripsi

1. No Klas : 370. 154 Lis P

Pengarang : Lisnawati, desi

Judul : Partisiasi siwa dalam pembelajaran bernuansa religius dan

dampaknya terhadap hasil belajar biologi di SLTP Muhamadiah 3

Bandar Lampung tahun pelajarn 2004/2005. Oleh Desi Lisnawati

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2006

Subyek : Motivasi Belajar

2. No Klas : 371. 3 Mau K

Pengarang : Maulina, Dina

Judul : Kajian gaya mengajar guru, gaya dan hasil belajar biologi siswa

kelas VIII akselerasi SMP N 2 Bandar Lampung tahun pelajaran

2007/2008 oleh Dina Maulina

Maulina Dina

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2008

Subyek : Metode Belajar

3. No Klas : 371. 3 Okta P

Pengarang : Oktariana, Ellen

Judul : Penerapan pendekatan sains teknologi masyarakat terhadap

aktivitas dan penguasaan materi Biologi oleh siswa siswi

Muaradua Oku Selatan tahun pelajaran 2006/2007. Oleh Ellen

Oktaria

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2008

Subyek : Metode Belajar

4. No Klas : 371. 32 Zul P

Pengarang : Zulaiha

Judul : Penerapan Model bermain peran ( role playing ) dalam

pembelajaran biologi untuk meningkatkan keterampilan

memecahkan masalah siswa : ( kaji findak siswa pada siswa kelas

VIII e SMPN 24 Bandar Lampung tahun pelajaran 2005/2006 )

oleh Zulaiha

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2008

Subyek : Metode mengajar dan Belajar

5. No Klas : 370. 157 San P

Pengarang : Santi, Lidya

Judul : Penerapan cooperative learning dengan metode diskusi terhadap

hasil belajar biologi siswa kelas IX semester ganjil di SMP Negeri

8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2005/2006 oleh Lidya Sandi

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2006

Subyek : Aktivitas Belajar

6. No Klas : 371. 3 Sar P

Pengarang : Sari Restianna Lusica

Judul : Penerapan metode penemuan terbimbing untuk meningkatkan

aktivitas dan penguasaan materi pokok sistem penerapan : ( PTK

di SMP Negeri Rejo Taggamus tahun pelajaran2005/2006 ) oleh

Lusica Sari Restianna

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2006

Subyek : Motivasi Belajar

7. No Klas : 371. 332 Gal P

Pengarang : Galiatri, Bayu

Judul : Pembelajaran dengan pendekatan tutor sebaya untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok

keanekaragaman hayati kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung

tahun pelejaran 2005/2006 oleh Bayu Galiatri

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2006

Subyek : Metode Mengajar dan Belajar

8. No Klas : 371. 332 Uma P

Pengarang : Umam, Imron Chairul

Judul : Penggunaan model pembelajar kooperatif dengan metode bermain

peran ( Role Playing ) untuk mening katkan integrasi kecakapan

hidup dalam pembelajaran IPA biologi pada siswa kelas VIII c

SMP Negeri 25 Bandar Lampung tahun pelajaran 2005/2006 Oleh

Chairul Umam Imron

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2006

Subyek : Metode Belajar

9. No Klas : 371. 1 Est A

Pengarang : Estuningsih, F. Wuri

Judul : Aktifitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa dalam pembelajaran

sistem koordinasi melalui penerapan metode inquiri.( Studi pada

siswa kelas II semester 2 SMP Tri Sukes Natar Lampung Selatan

tahun pelajaran 2004/2005 oleh F wuri estuningsih

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2005

Subyek : Hasil Belajar

10. No Klas : 370. 157 Fit S

Pengarang : Fitri, Laila

Judul : Studi tentang penggunaan model pengajaran langsung (direc

instruction) dalam pembelajaran biologi terhadap aktivitas belajar

pada siswa kelas VII semester genap SMP AL’kautsar Bandar

Lampung tahun pelajaran 2003/2004 oleh Fitri, Laila

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2004

Subyek : Aktivitas Belajar

1. No Klas : 370.154 Uka P

Pengarang : Ubaidillah

Judul : Penerapan metode inquiri dalam pembelajaran sistem reproduksi

makhluk hidup : ( studi pada siswa kelas II semester 2 SMA

trisukres natar lampung selatan tahun pelajaran 2004/2005 ), oleh

Ubaidillah

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2006

Subyek : Motivasi Belajar

2. No Klas : 370.157 Fri P

Pengarang : Friyanti

Judul : Penggunaa model pembelajaran kooperatif tipe stad ( student

Tems achievement divisios ) untuk meningkatkan integrasi life

skill kelas VIII G di SMP Negeri I Bandar Lampung tahun

pelajaran 2005/2006, oleh friyanti

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2006

Subyek : Hasil Belajar

3. No Klas : 371. Har P

Pengarang : Hartatik

Judul : Pembelajaran struktur hewan dengan pendekatan koperatif tipe

stad siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung tahun

pelajaran 2005/2006, oleh Hartatik

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2006

Subyek : Hasil Belajar

4. No Klas : 370.157 Mah P

Pengarang : Mahfiroh, laila

Judul : Penggunaan Model pembelajaran koperatif tipe kepala bernomor

( Numbered heads together ) untuk mengkatkan integrasi life skill

dalam pembelajaran IPA Biologi pada siswa kelas VIII e tahun

pelajaran 2005/2006 oleh Laila Mahfiroh

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2006

Subyek : Hasil Belajar

5. No Klas : 371. 332 Sug P

Pengarang : Sugesti Fitrah

Judul : Pengaruh penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran

biologi terhadap proses dasar siswa ( studi eksperimental pada

siswa kelas VII SMP N 26 Bandar Lampung tahun pelajaran

2006/2007 ), oleh Fitrah sugesti

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2008

Subyek : Metode Mengajar

6. No Klas : 371. 3 Sar P

Pengarang : Sari Restianna Lusica

Judul : Penerapan metode penemuan terbimbing untuk meningkatkan

aktivitas dan penguasaan materi pokok sistem penerapan : ( PTK

di SMP Negeri Rejo Taggamus tahun pelajaran2005/2006 ), oleh

Lusica sari restiana

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2006

Subyek : Motivasi Belajar

7. No Klas : 370. 157 Leg U

Pengarang : Leginem

Judul : Upaya menigkatkan aktifitas belajar biologi siswa dengam model

pembelajaran berdasarkan masalah pada siswa Madrasah

Tsanawiyah Nurul Fatah Talang Padang kelas 1 Semester genap

tahun pelajaran 2002/2003 Oleh leginem

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2004

Subyek : Aktivitas Belajar

8. No Klas : 371. 1 Lat S

Pengarang : Latifah, Eva

Judul : Studi perbandingan hasil belajara siswa antara yang

menggunakan media biobolyester dengan metode gambar

terhadap penguasaan sub konsep athropoda siswa kelas 1 semter I

SMU Persada Bandar Lampung tahu pelajaran 2003/2004 oleh

Eva Latifah

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2006

Subyek : Hasil Belajar

9. No Klas : 370. 157 Mug U

Pengarang : Mugiati, Retno

Judul : Upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi dengan

pendekatan konsteruktivisme pada siswa kelas X semester I SMA

N1 Tanjung Bintang Lampung Selatan tahun pelajaran 2005/2006

oleh Retno Mugiati

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2006

Subyek : Aktivitas Belajar

10. No Klas : 370. 154 Yul S

Pengarang : Yuliandani Supartika

Judul : Studi penggunaan metode observasi pada pemeblajaran biologi

terhadap kecakapan berpikir rasional siswa di SMP N 2 Bandar

Lampung kelas VII semester genap tahun pelajaran 2004/2005.

oleh Supartika yuliandani

Penerbit : Bandar Lampung : FKIP-Biologi-IPA,2005

Subyek : Motivasi Belajar

I. PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Dengan penuturan atau penjelasan lisan langsung terhadap siswa. Sehubungan dengan pendapat Djamarah dan Zain tersebut, Roestiyah (1998 : 95-96 ) yang mengemukakan beberapa kelamahan metode ceramah, diantaranya, (1) jika metode ceramah digunakan terlalu lama siswa akan merasa bosan, (2) tidak memberikan kesempatan berkembangnya “self process skill”, “self expression”, dan “ self selection”, yang diduga menyebabkan siswa kurang dapat mengembangkan keterampilan diri, khususnya keterampilan proses dasar yang telah ada pada diri siswa.

Menurut Gagne ( Ertikanto 2005 : 44 ) hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan proses adalah : 1) merupakan keterampilan intelektual yang khas digunakan oleh saintis ;2) setiap keterampilan proses sains merupakan tingkah laku ilmuwan yang dapat dipelajari siswa; dan 3) keterampilan proses sains dapat diproses atau ditransfer antara isi pelajaran-pelajaran dan memberi sumbangan pada berpikir rasional dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian itasari (2003 : 30) menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada fokok bahasan perubahan materi sebesar 60,42% pada fae pertama, 75% pada fase kedua dan 87,5% pada fase ketiga. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti ingin mengkaji pengaruh penggunaan metode eksperimen terhadap keterampilan proses dasar siswa dalam pembelajaran biologi kelas Vii semester genap di SMP N26 Bandar Lampung.

  1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusa masalah dalam penelitian ini adalah :

  1. apakah metode experimen berpengaruh terhadap keterampilan proses dasar siswa?
  2. apakah rata-rata keterampilan proses dasar siswa dikelas experimen lebih tinggi daripada dikelas kontrol

  1. tujuan penelitian

tujuan penelitian ini adalah :

  1. untuk mengetahui pengaru penggunaan metode experimen terhadap keterampilan proses dasar siswa.
  2. Untuk mengetahui rata-rata keterampilan proses dasar yang lebih tinggi antara kelas experimen dan kelas kontrol

  1. Manfaat Penelitian
  1. siswa, yaitu dapat lebih memahami materi pelajaran yang dipelajari.
  2. guru, yaitu salah satu cara untuk dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan bagi siswa guna mendukung dan meningkat kan keterampilan proses dasar yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran biologi.
  3. peneliti, yaitu sebagai calon guru dapat menambah ilmu pengetahuan dalam menentukan metode yang tepat bagi masing-masing pokok bahasan.

  1. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari terjadinya penyimpangan makna dalam penelitian ini, maka penulis memberikan batasan ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

  1. metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, di mana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya, serta menuliska hasil percobaannya kemudian hasil pengamatan tersebut disampaikan ke dalamkelas dan dibahas oleh guru.
  2. materi yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah Ciri-ciri makhluk hidup.

  1. kerangka pikir

belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang karena pengalaman berulang-ulang yang merupakan suatu peroses mencapai tujuan. Sehingga dalam proses belajar diperlukan suatu cara yang memudahkan seseorang untuk mempelajari dan memahami suatu pelajaran.

Metode eksperimen adalah suatu metode belajar yang memberikan keempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu prose, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek. Dengan menggunakan metode eksperiman ini diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan yang dimilikinya dan siswa akan menjadi lebih akti dalam proses pembelajaran.

Metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan guru secara lisan dimana dalam pelaksanaannya seorang guru dapat menggunakan alat bantu mengajar yang berfungsi untuk memperjelas uraian materi yang disampaikan kepada siswannya. Penggunaan metode ceramah ini tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan “ self process skill”, “self expression”, dan “ self selection”, yang menyebabkan siswa kurang dapat mengembangkan sejumlah keterampilan proses yang telah ada pada dirinya.

  1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

  1. H0 = tidak ada pengaruh penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran

biologi terhadap keterampilan proses dasar siswa.

H1 = ada pengaruh penggunaan metode dalam pembelajaran biologi terhadap

keterampilan proses dasar siswa.

  1. Ho = Rata-rata keterampilan prose dasar siswa dikelas eksperimen sama dengan

kelas kontrol.

H1 = Rata-rata keterampilan prose dasar siswa dikelas eksperimen tidak sama

dengan kelas kontrol.

makalah jahe

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jahe (Zingiber officinale rose) yang termasuk famili Zingiberaceae, berasal dari bahasa sansekerta: Singaberi, dari bahasa arab:Zanzabil, dan dari bahasa yunani :Zingaberi. Jahe telah digunakan sebagai tanaman rempah dan obat sejak dulu. India dan Cina termasuk negara pemanfaat jahe sejak bertahun-tahun silam. Oleh karenanya, India diduga sebagai negara tempat jahe berasal. Sebelumnya telah disebutkan dalam De Materia Medica, bahwa jahe saat itu banyak digunakan sebagai obat pembantu pencernaan karena efek panasnya terhadap perut dan sebagai obat anti racun. Manfaat lain dari tanaman beraroma khas ini adalah sebagai persediaan makanan segar dan obat pencegah penyakit kulit para pelayar pada pelayaran antara Cina dan Asia Tenggara.

Di Indonesia, jahe telah diakrapi oleh sebagian besar masyarakatnya. Tak heran bila masing-masing daerah memiliki nama yang berbeda untuk menyebut tanaman berkasiat ini. Nama-nama daerah bagi jahe tersebut antara lain halia (Aceh), bahing (Batak karo), sipadeh atau sipodeh (Sumatera Barat), Jahi (Lampung), jae (Jawa), Jahe (sunda), jhai (Madura), pese (Bugis), lali (Irian).

Tanaman ini dapat tumbuh di daerah terbuka sampai agak ternaungi. tanah yang disukai berbahan organik tinggi, berjenis latosol atau andosol, dan berdrainase baik.Tanaman terna ini dapat tumbuh sampai pada ketinggian 900 meter dari permukaan laut, tetapi akan lebih baik tumbuhnya pada ketinggian 200-600 meter dari permukaan laut.. Budidaya jahe biasa dilakukan di ladang secara monokultur atau tumpangsari. Parbanyakan yang biasa dilakukan adalah cara vegetatif dengan perbanyakan rimpang.

.

Oleh karenanya, rimpang jahe merupakan bagian penting dari tanaman ini. Rimpangnya sangat bermanfaat membantu pencernaan, mencegah mual, sebagai antikoagulan, menurunkan tekanan darah, gigitan serangga, diare, rematik, dan masih banyak lagi manfaat dari tanaman ini.

Rimpang jahe merupakan bagian penting tanaman dan banyak manfaatnya, baik secara biologis maupun ekonomis.

Secara biologis rimpangnya sangat bermanfaat bagi kesehatan, misalnya membantu pencernaan, mencegah mual, sebagai antikoagulan, menurunkan tekanan darah, gigitan serangga, diare, rematik, dan masih banyak lagi manfaat dari tanaman ini.

Secara ekonomis, rimpang jahe dapat digunakan untuk berbagai kepentingan dalam bentuk jahe segar maupun jahe olahan. Jahe segar sering digunakan sebagai rempah dan berbagai keperluan lain seperrti obat tradisional. Sementara jahe olahan dapat berupa jahe kering, jahe asin, jahe dalam sirup, jahe kristal, bubuk jahe,minyak asiri, dan oleoresin. Masing-masing bentuk olahan itu memiliki manfaat yang berbeda-beda. Namun prospek bisnis kesemuanya sama bagusnya hal ini sesuai dengan hasil perhitungan analisis usaha bahwa membudidayakan dan mengusahakan pengolahan jahe bias mendatangkan keuntungan yang luar biasa.

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah

1. Untuk memenuhi persyaratan mengikuti perkuliahan tanaman obat.

2. Untuk mengetahui kegunaan tanaman jahe

3. Untuk menmbah pengetahuan tenang tanaman jahe

4. Untuk menambaha ketrampilan penulis menanam tanaman jahe.

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah

1. Untuk menambah wawasan penulis tentang tanaman jahe

2. Untuk menambah pengetahuan bagi pembaca makalah ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi dan Habitat

Klasifikasi jahe

Regnum : Plantae

Divisio : Pteridophyta

Sub-diviso : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Scitaminae

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber officinale rose

Morfologi

Jahe (Zingiber officinale rose) merupakan tanaman terna tahunan dengan batang semu yang tumbuh tegak Tingginya berkisar 0,3 - 0,7 meter dengan akar rimpang yang bisa bertahan lama di dalam tanah. Akar rimpang itu mampu mengeluarkan tunas baru untuk mengganti daun dan batang yang sudah mati.

Tanaman jahe ini terdiri atas bagian akar, batang, daun dan bunga. Berikut ini akan diuraikan satu persatu.

  1. Akar

akar merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe. Pada bagian ini tumbuh tunas-tunas baru yang kelak akan menjadi tanaman. Akar tunggal (rimpang) bertahan kuat di dalam tanah dan makin membesar dengan pertambahan usia serta membentuk rhizoma-rhizoma baru. Selain penting secara botani, akar juga merupakan bagian terpenting secara ekonomis. Akar rimpang jahe memiliki banyak kegunaan mulai sebagai bumbu masak, obat-obatan, sampai menjadi minyak jahe. Oleh karenanya tujuan penanaman jahe selalu untuk memperoleh rimpangnya.

Rimpang jahe memiliki aroma khas, bila dipotong berwarna putih, kuning, atau jingga. Sementara bagian luarnya kuning kotor, atau bila telah tua menjadi agak coklat keabuan. Akan tetapi bagian dalam rimpang jahe biasanya memiliki dua warna yaitu bagian tengah(hati) berwarna ketuaan dan bagian tepi berwarna agak muda.

  1. Batang

batang tanaman merupakan batang semu yang tumbuh tegak lurus. Batang itu terdiri dari seludang-seludang daun tanaman dan pelepah-pelepah daun yang menutupi batang. Bagian luar batang agak licin dan sedikit mengkilap berwarna hijau tua. Biasanya batang dihiasi titik-titik berwarna putih. Batang ini biasnya basah dan banyak mengandung air, sehingga tergolang tanaman herba.

Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm.

c. Daun

Daun menyirip(berbentuk lonjong dan lancip) dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm, menyerupai daun rumput-rumputan besar. Daun itu sebelah menyebelah berselingan dengan tulang daun sejajar sebagaimana tanaman monokotil lainnya. Pada bagian atas, daun lebar dengan ujung agak lancip, bartangkai pendek, berwarna hijau tua agak mengkilap. Sementara bagian bawah berwarna hijau muda dan berbulu halus. Panjang daun sekitar 5 - 25 cm dengan lebar 0,8 - 2,5 cm. tangkainya berbulu atau gundul dengan panjang 5 - 25 cm dan lebar 1 - 3 cm. ujung daun agak tumpul dengan panjang lidah 0,3 - 0,6cm. Bila daun mati maka pangkal tangkai tetap hidup dalam tanah, lalu bertunas dan menjadi akar rimpang baru.

d.Bunga

Bunga jahe berupa bulir yang berbentuk kincir, tidak berbulu, dengan panjang 5 - 7 cm dan bergaris tengah 2 - 2,5 cm. Bulir itu menempel pada tangkai bulir yang keluar dari akar rimpang dengan panjang 15 - 25 cm. Tangkai bulir dikelilingi daun pelindung yang berbentuk bulat lonjong, berujung runcing dengan tepi berwarna merah, ungu, atau hijau kekuningan.

Bunga terlatak pada ketiak daun pelindung dengan beberapa bentuk, yakni panjang, bulat telur, lonjong, runcing, atau tumpul.

Panjangnya berkisar 2 - 2,5 cm dan lebar 1 - 1,5 cm. Daun bunga berbentuk tabung memiliki gigi kancil yang tumpul dengan panjang 1 - 1,2 cm. Sedang daun mahkota bagian bawah berbentuk tabung yang terdiri dari tiga bibir dengan bentuk pisau lipat panjang serta runcing yang berwarna kuning kehijauan.

Daun kelopak dan daun bunga masing-masing tiga buah yang sebagian bertautan. Pada bunga jahe, benang sari yang dapat dibuahi hanya sebuah sedangkan sebuah benang sari lain telah berubah bentuk menjadi daun. Staminoid-staminoidnya membentuk tajuk mahkota beruang tiga dengan bibir berbentuk bulat telur berwarna hitam belang.

Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.

Habitat

Tanaman ini dapat tumbuh didaerah terbuka sampai agak ternaungi. Tanah yang disukai adalah tanah yang gembur, subur, berhumus, berbahan organik tinggi, dan berdrainase serta beraerasi baik.

Jahe merupakan tanaman monokotil yang memiliki akar serabut yang tumbuhnya tidak begitu dalam. Kedalaman optimal pengolahan tanah bagi tanaman jahe sekitar 10-20 cm.

Tanaman terna ini dapat tumbuh sampai pada ketinggian 900 meter dari permukaan laut, tetapi akan lebih baik tumbuhnya pada ketinggian 200-600 meter.

Tanaman jahe sangat tergantung pada ketersediaan air, karena jahe membutuhkan 7-9 bulan basah sebelum mengalami masa senescen.

Curah hujan yang dibutuhkan tanaman ini antara 2500-4000 mm per tahun.

Jenis Jahe

Jahe dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya, yaitu:

Jahe gajah

Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Memiliki rimpang yang besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Jenis jahe ini bisa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar atau jahe olahan. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.

Jahe kuning

Jahe kuning/putih kecil biasa disebut jahe sunti. Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Kandungan minyak asirinya lebih tinggi disbanding jahe badak, maka dari itu rasa dan aromanya lebih pedas. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.

Jahe merah

Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak asiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu atau diekstrak oleoresin dan minyak asirinya. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan warna merah.dengan serat lebih besar dibanding jahe biasa.

Kerabat Jahe

Jahe memiliki beberapa kerabat yang termasuk ke dalam famili Zingiberaceae. Famili tanaman yang tidak berkayu yang memiliki aroma khas ini sering digunakan sebagai rempah-rempah, bumbu, atau obat-obatan. Obat-obatan yang berasal dari bagian bawah tanah itu biasanya disebut empon-empon.

Kerabat jahe ini antara lain:

Limpuyang emprit (Zingiber americans)

Lempuyang wangi (Zingiber cassumunar)

Belakatuwa (Zingiber ordoriferum)

Bunglai hantu (Zingiber ottensi)

Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet)

Gopak (Alpinia croeydocalyx), dan

Lengkuas (Alpinia galangal)

Perbanyakan

Tanaman jahe dapat diperbanyak dengan beberapa cara. Cara yang paling banyak dilakukan adalah cara vegetatif dengan menggunakan rimpangnya. Sedangkan cara vegetatif lain adalah menggunakan rumpunnya. Cara perbanyakan ini kurang banyak dilakukan pembudidaya jahe alasannya, dengan menggunakan rimpang lebih banyak tanaman yang diperoleh karena rimpang lebih kecil dengan beberapa tunas saja. Cara lain adalah dengan kultur jaringan (tissue culture). Cara ini adalah proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan jaringan dari salah satu bagian tanaman. Cara kultur jaringan mampu memberikan hasil yang cepat, banyak, dan hasilnya sama persis dengan tanaman induknya. Hanya saja diperlukan pengetahuan, keterampilan, serta peralatan laboratorium yang tidak murah. Sampai saat ini baru balai-balai penelitian dan pembudidaya jahe bermodal besar yang menggunakan cara ini.

5. Kandungan

Jahe mengandung komponen minyak menguap (Volatile oil), minyak tak menguap (Non volatile oil), dan pati. Minyak menguap yang biasa disebut minyak asiri merupakan komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak tak menguap yang biasa disebut oleoresin merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Komponen yang terdapat pada oleoresin merupakan gambaran utuh dari kandungan jahe, yaitu minyak asiri dan fixed oil yang terdiri dari zingerol, shogaol, dan resin.

Komponen yang terkandung dalam rimpang jahe ini sangat banyak kegunaanya. Terutama sebagai rempah, industri farmasi dan obat tradisional, industri parfum, industri kosmetika, dan lain sebagainya. Untuk lebih jelas dibawah ini diuraikan secara rinci kandungan zat dalam jahe.

a. Oleoresin

Oleoresin adalah salah satu senyawa yang dikandung jahe yang bisa diambil. Bentuk olahan jahe yang berupa oleoresin ini memiliki banyak kelebihan, misalnya mampu mengatasi beberapa perubahan mutu saat jahe segar atau jahe kering dieksport, mengurangi volume kemasan jahe, mencegah pemalsuan atau penambahan benda lain pada jahe. Oleoresin, ternyata lebih ringkas dibanding bubuk jahe. 1 kg oleorosin setara dengan 28 kg bubuk jahe dengan kandungan dan cita rasa yang sama. Dengan demikian biaya pangangkutan bisa ditekan. Selain itu penggunaan lebih praktis, oleoresin mudah larut, mudah didisfersikan, serta lebih mudah diolah, oleoresin inilah penyebab rasa pedas dan pahit. Sifat pedas ini tergantung dengan umur panen. Semakin tua umur panennya semakin pedas dan pahit. Selain itu jenis jahe juga menentukan kandungan oleoresin. Dan jahe rasa pedasnya tinggi, seperti jenis emprit kandungan oleoresinnya tinggi sedangkan jenis badak rasa pedasnya kurang, kandungan oleoresin sedikit. Oleoresin dibuat dengan cara ekstraksi tepung jahe dengan pelarut organik tertentu. Pelarut yang biasa digungankan adalah ethanol, aseton, etilene dikhlorida, isopropenol dan heksan. Oleoresin termasuk minyak tak menguap sehingga cara mengekstraknya pun pada keadaan hampa udara. Komponen dalam oleoresin adalah zingerol, zingerone, shogoal, resin dan minyak asiri.

b. minyak asiri

Minyak asiri biasa disebut minyak eteris, minyak menguap/terbang atau essential oil. Ciri minyak asiri antara lain mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunayai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya dan umumnya larut dalam pelarut organic dan tidak larut dalam air. Minyak asiri merupakan salah satu dari dua komponen utama minyak jahe. Minyak asiri terdapat pada rimpang jahe segar, jahe kering, atau oleoresin. Minyak asiri diperoleh dengan cara mendestilasi jahe dengan sistem destilasi air, destilasi air dan uap, atau destilasi uap. Jahe kering mengandung minyak asiri sebanyak 1-3%. Sedangkan jahe segar kandungan minyak asirinya lebih banyak dari jahe kering. Apalagi kalau tidak dikuliti sama sekali.

Minyak asiri merupakan pemberi aroma khas pada jahe. Komponen utama minyak jahe adalah zingiberen dan zingiberol. Zingiberen adalah senyawa paling utama dalam minyak jahe memiliki titik didih 34’C pada tekanan 14mm. selama penyimpanan, senyawa zingiberen akan mengalami resinifikasi. Sementara zingiberol merupakan seskwiterpen alkohol yang menyebabkan aroma khas pada minyak jahe. Kegunaan minyak asiri adalah sebagai bahan baku minuman ringan, industri farmasi seperti parfum dan kosmetik, serta sebagai bahan penyedap. Kandungan minyak asiri pada rimpang jahe ditentukan dengan umur panen dan jenis jahe. Pada umur panen muda, kandungan minyak asiri banyak sedangkan pada panen tua kandungannya makin menyusut, walau baunya semakin menyengat. Bagian tepi dari umbi mengandung minyak lebih banyak dari bagian tengah demikian pula dengan baunya.

2.2 Kegunaan dan Khasiat Jahe

Penggunaan jahe sebagai obat tradisional telah banyak dilakukan orang sejak zaman dahulu.

Jahe segar dan jahe kering banyak digunakan sebagai bumbu masak atau pemberi aroma pada makanan. Jahe segar dapat juga digunakan sebagai obat. Irisan jahe yang diisap dapat melapangkan tenggorokan. Dapat juga bisa digunakan sebagai minuman penghangat badan yang biasa dikenal dengan “bandrek”.

Jahe muda dapat dimakan mentah sebagai lalap atau diolah menjadi jahe awet yang berupa jahe asin, jahe dalam sirup atau jahe dalam kristal. Jahe tua pun bisa diawetkan sebagai jahe kering dan jahe bubuk.

Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati selesma, batuk, diare dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis. Jahe juga dipakai untuk meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat.

Bagi masyarakat Tionghoa, jahe yang disangrai(digoreng tanpa minyak) ditambah beberapa ramuan lain diberikan kepada wanita yang baru melahirkan. Selain berkhasiat menghalau serangan angin dan menghangatkan tubuh, ramuan ini juga mengaktifkan sirkulasi darah dalam tubuh.

Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda.

Disamping itu minyak jahe dapat digunakan sebagai obat penambah nafsu makan, memperkuat lambung dan memperbaiki pencernaan. Proses yang terjadi adalah terangsangnya selaput lendir perut besar(kelenjar pencernaan) dan usus oleh minyak jahe. Dapat juga memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung.

Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain :

• Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.

• Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak..

Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar kolesterol.

• Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabuk perjalanan.

• Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin.

• Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.

Jahe sebagai Obat Praktis

Jahe merupakan pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migren. Caranya, minum wedang jahe 3 kali sehari. Bisa juga minum wedang ronde, mengulum permen jahe, atau menambahkan jahe saat pada soto, semur, atau rendang.

Dau jahe juga berkhasiat, antara lain dengan ditumbuk dan diberi sedikit air dapat dipergunakan sebagai obat kompres pada sakit kepala dan dapat dipercikan ke wajah orang yang sedang menggigil.

Sedangkan rimpangnya ditumbuk dan direbus dalam air mendidih selama lebih kurang ½ jam, kemudian airnya dapat diminum sebagai obat untuk memperkuat pencernaan makanan dan mengusir gas di dalamnya, mengobati hati yang membengkak, batuk dan demam.

Untuk mengobati rematik rematik siapkan 1 atau 2 rimpang jahe. Panaskan rimpang tersebut di atas api atau bara dan kemudian ditumbuk. Tempel tumbukan jahe pada bagian tubuh yang sakit rematik. Cara lain adalah dengam menumbuk bersama cengkeh, dan ditempelkan pada bagian tubuh yang rematik.

Rimpang tumbuk juga dapat dipakai sebagai obat gosok pada penyakit gatal karena sengatan serangga.

Rimpang yang ditumbuk, dengan diberi sedikit garam, kemudian ditempelkan pada luka bekas gigitan ular beracun (hanya sebagai pertolongan pertama sebelum penderita dibawa ke dokter).

Untuk mencegah mabuk perjalanan, ada baiknya minum wedang jahe sebelum bepergian. Caranya: pukul-pukul jahe segar sepanjang satu ruas jari. Masukkan ke dalam satu gelas air panas, beri madu secukupnya, lalu diminum. Bisa juga menggunakan sepertiga sendok teh jahe bubuk, atau kalau tahan, makan dua kerat jahe mentah.

Mengatasi influenza dapat dilakukan dengan rimpang jahe ditambah ramuan lain. Caranya: taga gram jahe ditambah daun mentol, dua gram jeruk kering, dan dua gram kayu manis direbus bersama. Kemudian airnya diminium saat masuh hangat kuku.

Digunakan sebagai obat batuk

Caranya: potong jahe sebesar ibu jari lalu ditumbuk, setelah itu tambahkan madu dan air matang. Kemudian diminum.

Jahe juga dapat mengobati luka lecet dan luka tikam karena duri atau benda tajam, atau karena jatuh.

Caranya: Rimpang jahe ditumbuk dan ditambah garam sedikit lalu diletakkan pada luka.

Untuk mengatasi reumatik sendi,

Caranya: gunakanlah air perasan jahe yang dipanaskan, lalu kain yang dibasahi air perasan jahe ditempelkan pada tempat yang membengkak.

untuk syaraf muka yang sakit

Caranya: gunakan ramuan kentang dan tepung terigu yang dilunakan dan ditambah bubukjahe. Ramuan itu ditempelkan pada tempat yang sakit sampai sembuh.

Sebagai obat mencret

Caranya: 1 gelas perasan air temulawak diberi gula putih secukupnya ditambah 10 tetes air jahe,lalu diminumkan pada si penderita.

Mengobati eksim

Caranya: air jahe dicampur dengan perasan lobak kemudian dioleskan pada kulit yang terkena eksim, dalam waktu dua minggu hasilnya akan tampak.

III.METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu

Tanaman kunyit di tanam pada 15 oktober 2009, pada pukul 16.00 WIB

Tempat

Tanaman jahe ditanam pada halaman rumah jl. Dakah no:10 labuhan ratu.

3.2 Alat dan Bahan

Alat :

1. Pot ukuran kecil

2. Cangkul

3. Kored

4. Penggaris

5. Gayung/ember kacil

6. Handphone (untuk pengambilan gambar)

7. Pisau

Bahan

1. Tanah

2. Bibit jahe

3. Pupuk kandang

4. Air

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Menyiapkan media tanam

Menyiapkan media tanam dengan cara mengolahan tanah terlebih dahulu.

Tanah yang digunakan adalah tanah yang berwarna hitam, gembur dan berhumus.

Satelah itu dilakukan pemupukan (sebelum tanam) dengan mencampurkan pupuk kandang pada tanah secara merata.

Tujuannya untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah dan memperbaiki struktur tanah seperti kegemburan tanah, drainase, dan aerasi.

Pembibitan/pembenihan

Memilih bibit tanaman jahe yang baik dan sehat merupakan langkah awal dari upaya memperoleh hasil panen yang optimal. Dengan bibit yang sehat, diharapkan tumbuh tanaman yang sehat dan resisten terhadap serangan hama dan penyakit.

Bobot bibit jahe berkisar antara 20-40 gram, makin besar ukuran bibit akan diperoleh pertumbuhan yang makin baik.

Bibit yang siap ditanam adalah bibit yang telah tumbuh minimal satu mata tunas.

Oleh sebab itu sebelum ditanam sebaiknya ditunaskan terlebih dahulu agar pertumbuhan tanaman dilapangan serentak.

Sebelum ditunaskan, rimpang jahe dipotong berukuran 3-5 cm lalu dibasahi kemudian disemai. Selanjutnya disimpan di tempat tuduh dengan kelembapan cukup sampai tumbuh tunas.

3. Penanaman

Setelah proses pembibitan tahap selanjutnya adalah menanam bibit kedalam tanah yang telah disiapkan dalam pot/polibek dengan membuat lubang tanam berdiamater 4-5 cm, dan kedalaman 6-8 cm dari dasar pot/polibek.

Kemudian tutup kembalu lubang yang telah terisi rimpang dengan tanah.

Untuk setiap pot/polibek yang telah terisi tanah, sebaiknya dimasukkan dua bibit yang telah memiliki tunas. Agar jika ada bibit yang mati, ada yang menggantikan.

5. Pemeliharaan

Setelah proses menanam selesai maka tanaman jahe hendaknya ditempatkan di lokasi yang teduh agar tidak terkena sinar matahari secara langsung yang dapat menyebabkan tanaman mati. Tahap selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan dan pembumbunan.

Tanaman jahe sangat tergantung pada ketersedian air sehingga harus selalu diperhatikan denganpenyiraman secara teratur. Penyiangan dilakukan agar tanaman jahe memperoleh unsur hara dan sinar matahari yang cukup. Sedangkan pembumbunan bertujuan agar rimpang bibit dapat tumbuh dengan baik.

IV. HASL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel pertumbuhan jahe

No

Tanaman

Tinggi tanaman (minggu ke) cm

0

1

2

3

4 5

1

Tanaman jahe (Zingiber officinale)

1 cm

3 cm

12 cm

22 cm

30 cm 40 cm

No

Tanaman

Lebar bagian tengah daun (minggu ke) cm

0

1

2

3

4 5

1

Tanaman kunyit

0,5 cm

0,7 cm

2 cm

3,1 cm

4 cm 5 cm

Kegitan yang dilakukan pada pemeliharaan tanaman kunyit yaitu :

1. Tanaman kunyit disiram setiap 3 hari sekali sebanyak 1 gelas plastik.

2. Tanaman kunyit di ukur tingginya setiap 1 minggu sekali menggunakan penggaris.

3. Apabila ada rimpang kunyit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya buruk, maka dilakukan penanaman susulan (penyulaman) rimpang lain yang masih segar dan sehat.

4. Penyiangan dan pembubunan perlu dilakukan untuk menghilangkan rumput liar (gulma) yang mengganggu penyerapan air, unsur hara dan mengganggu perkembangan tanaman. Kegiatan ini dilakukan 3-5 kali bersamaan dengan pemupukan dan penggemburan tanah. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur ½ bulan dan bersamaan dengan ini maka dilakukan pembubunan guna merangsang rimpang agar tumbuh besar dan tanah tetap gembur.

5. Seperti halnya tanaman rimpang lainnya, pada kunyit pekerjaan pembubunan ini diperlukan untuk menimbun kembali daerah perakaran dengan tanah yang melorot terbawa air. Pembubunan bermanfaat untuk memberikan kondisi media sekitar perakaran lebih baik sehingga rimpang akan tumbuh subur dan bercabang banyak. Pembubunan biasanyadilakukan setelah kegiatan penyiangan dan biasanya dilakukan secara rutin setiap 3 hari sekali.

6. Penggunaan/pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan jumlah anakan, jumlah daun, dan luas area daun kunyit secara nyata.

Dalam percobaan masih menggunakan teknik sederhana membudidayakan jahe. menanam langsung bibit jahe ke dalam tanah Teknik ini kurang efektif karena hasil yang diperoleh kurang maksimal dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memanennya. Selain itu sulit menjaga kondisi air di dalam tanah. Untuk mengatasi hal ini polibek/pot sebagai media menanam jahe. Dengan polibek, pengawasan akan kebutuhan air tanaman jahe dapat lebih mudah dilakukan.

"Polibek juga berfungsi agar pupuk yang diberikan tidak terserap keluar, sehingga pupuk dapat terkonsentrasi di sekitar tanaman jahe,"

Untuk menanam jahe dalam polibek, bahan yang perlu dipersiapkan adalah merang padi, tanah, dan pupuk kandang yang kemudian dicampurkan dengan perbandingan 2:1:1. Yaitu, 2 ukuran merang berbanding 1 ukuran tanah berbanding 1 ukuran pupuk kandang. Sarjono mengatakan penggunaan merang ini berfungsi sebagai penggembur tanah sehingga pertumbuhan jahe tidak terganggu. Selain itu merang dapat menjaga kelembapan air di dalam polibek. Setelah tercampur merata bahan ini kemudian dimasukkan ke dalam polibek yang berukuran 40x50 cm, dengan ketinggian 10 cm dari dasar polibek. Langkah selanjutnya menyiapkan bibit jahe yang akan ditanam.

Sebaiknya bibit ditanam setelah mengalami proses penyemaian. Jahe yang akan dijadikan bibit dipotong berukuran 3-5 cm kemudian disemai. Setelah 2 minggu bibit jahe ini telah memiliki tunas. "Untuk setiap polibek yang telah terisi tanah, sebaiknya dimasukkan dua bibit yang telah memiliki tunas. Agar jika ada bibit yang mati, ada yang menggantikan,"

. Setelah itu polibek yang terisi bibit jahe disusun berbaris agar memudahkan dalam proses penyiraman. Namun, kata Sarjono, hendaknya bibit ditempatkan di lokasi yang teduh agar tidak terkena sinar matahari secara langsung yang dapat menyebabkan tanaman mati. "Tanaman produksi lainnya dapat ditanam di sekitar lokasi polibek yang berfungsi untuk membayang-bayangi tanaman jahe. Selain itu tanaman tersebut juga dapat memberikan penghasilan tambahan," katanya. Tahap selanjutnya perawatan tanaman dengan menyiram secara teratur.

Selain itu, menurut Sarjono, agar pertumbuhan bibit jahe dapat lebih maksimal diberikan pupuk nonorganik seperti MPK. Selain itu, rumput yang biasanya ikut tumbuh di dalam polibek juga sebaiknya dibersihkan agar tidak mengganggu pertumbuhan jahe. Setelah tiga bulan biasanya tunas jahe di polibek telah tumbuh setinggi 10 cm, pada tahap ini volume tanah di dalam polibek harus ditambah, bahan yang digunakan untuk menambah memiliki perbandingan 1:1:1 yaitu, 1 ukuran merang berbanding 1 ukuran tanah berbanding 1 ukuran pupuk kandang.

Volume bahan yang ditambahkan setinggi 5 cm dari dasar bahan yang sebelumnya. Hal ini di lakukan setiap tiga bulan sekali atau jika tanaman jahe telah tumbuh 10-15 cm dari dasar tanah dalam polibek. "Dalam setahun atau hingga jahe siap dipanen penambahan volume tanah ini dapat dilakukan sebanyak 3 hingga 4 kali," kata Sarjono. Dengan metode ini Sarjono mengatakan saat dipanen nantinya setiap polibek dapat menghasilkan jahe antara 2-4kg/polibek. Namun, jika panen di tunda ukuran dan volume jahe juga akan terus bertambah selama perawatan masih dilakukan. n SUDIRMAN/D-2

4.2 Pembahasan

V. KESIMPULAN

Daftar Pustaka

Lingga, Pinus, 1987 Resep-resep Obat Tradisional, Jakarta: Penebar Swadaya.

Paimin, Murhananto, 2000 Budidaya, Pengolahan, dan Perdagangan Jahe, Jakarta:

Penebar Swadaya.

Suharjono, 1989 Budidaya Jahe, Rempah Yang Makin Diminati, Sura Karya.

Suratman, dkk., 1987 Pedoman Bercocok Tanam Jahe, Balittro: Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian.

Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.

Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari bahasa Sansekerta, singaberi.

LAMPIRAN